Jeruk purut berbentuk jari manusia hebohkan warga di Kampung Badakan, Desa Bebengan, Boja, Kendal, Jawa Tengah. Lima jeruk yang berbuah dalam satu pohon ini memiliki bentuk tidak lazim yakni layaknya tangan orang yang sedang berdoa dan seperti telunjuk saat melakukan tahiyat akhir ketika mengucap lafadz syahadat.
Romani (63), sang pemilik mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berfirasat apapun terhadap bibit yang dibawanya dari Yogyakarta itu. Ini merupakan kali pertama pohon jeruknya berbuah dan langsung menyita perhatian warga karena bentuknya yang unik.
Ditanam di sebelah kandang ayam milik Romani, jeruk purut ini kini menjadi perhatian warga. Romani mengaku tanamanya tidak mendapat perlakuan khusus bahkan banyak bunga yang rontok dan tidak menjadi buah sempurna.
"Tanaman jeruk yang berada dalam polybag ini kemudian dipindah ke kebun belakang rumah, setelah dua tahun baru kali ini berbuah namun berbentuk aneh dan unik," katanya.
Banyak warga yang penasaran terhadap keunikan dan keanehan buah jeruk ini sehingga berbondong-bondong untuk melihatnya. Hampir setiap hari puluhan warga bukan hanya dari wilayah Boja melihat keunikan dan keanehan buah jeruk ini. Mereka ada yang berasal dari Kudus, Pati, bahkan Surabaya. Dalam sehari, masyarakat yang datang bisa mencapai 100 orang.
Hal ini membawa berkah tersendiri bagi warga setempat. Warga berinisiatif menyediakan kotak amal sebagai sumbangan kepada masyarakat yang mau melihat buah jeruk nipis itu. Uang sumbangan tersebut gunakan untuk membuat jembatan, yang menghubungkan kampung Boja dengan puskesmas dan balai desa. Mulai Rabu kemarin hingga Minggu (24/5/2015) kemarin, uang sumbangan yang berhasil dikumpulkan sudah Rp 1,7 juta.
Romani mengaku sudah ada pihak yang menawar pohon jeruk tersebut dan ingin membelinya dengan harga Rp.5 juta. Namun Ia menolaknya dan memilih untuk memeliharanya sendiri.
Sementara itu, Sri Purwati, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kendal, mengatakan bahwa jeruk ini merupakan jenis jeruk tangan buda yang sudah dikembangkan di daerah lain.
Romani (63), sang pemilik mengatakan bahwa dirinya tidak pernah berfirasat apapun terhadap bibit yang dibawanya dari Yogyakarta itu. Ini merupakan kali pertama pohon jeruknya berbuah dan langsung menyita perhatian warga karena bentuknya yang unik.
Ditanam di sebelah kandang ayam milik Romani, jeruk purut ini kini menjadi perhatian warga. Romani mengaku tanamanya tidak mendapat perlakuan khusus bahkan banyak bunga yang rontok dan tidak menjadi buah sempurna.
"Tanaman jeruk yang berada dalam polybag ini kemudian dipindah ke kebun belakang rumah, setelah dua tahun baru kali ini berbuah namun berbentuk aneh dan unik," katanya.
Banyak warga yang penasaran terhadap keunikan dan keanehan buah jeruk ini sehingga berbondong-bondong untuk melihatnya. Hampir setiap hari puluhan warga bukan hanya dari wilayah Boja melihat keunikan dan keanehan buah jeruk ini. Mereka ada yang berasal dari Kudus, Pati, bahkan Surabaya. Dalam sehari, masyarakat yang datang bisa mencapai 100 orang.
Hal ini membawa berkah tersendiri bagi warga setempat. Warga berinisiatif menyediakan kotak amal sebagai sumbangan kepada masyarakat yang mau melihat buah jeruk nipis itu. Uang sumbangan tersebut gunakan untuk membuat jembatan, yang menghubungkan kampung Boja dengan puskesmas dan balai desa. Mulai Rabu kemarin hingga Minggu (24/5/2015) kemarin, uang sumbangan yang berhasil dikumpulkan sudah Rp 1,7 juta.
Romani mengaku sudah ada pihak yang menawar pohon jeruk tersebut dan ingin membelinya dengan harga Rp.5 juta. Namun Ia menolaknya dan memilih untuk memeliharanya sendiri.
Sementara itu, Sri Purwati, Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, Perkebunan dan Kehutanan Kendal, mengatakan bahwa jeruk ini merupakan jenis jeruk tangan buda yang sudah dikembangkan di daerah lain.