Matahari dan bulan dijanjikan oleh Allah SWT akan dimasukan ke dalam neraka pada akhirat kelak. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Thohawi, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa kedua anggota tata surya ini saat hari kiamat akan seperti sapi jantan yang terikat lalu kemudian dilemparkan ke neraka.
Mengapa demikian? Padahal matahari dan bulan memiliki fungsi yang begitu besar saat ini. Allah SWT menciptakan matahari dan bulan untuk menerangi dunia, serta untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Lantas kenapa keduanya justru dimasukan ke dalam neraka. Apakah keduanya juga akan mendapat siksaan layaknya penghuni neraka?
Imam Abu Bakar Al-Isma’ili berpendapat jika keduanya dimasukkan ke dalam neraka sebagai bahan bakar api neraka. Namun hal ini dibantah oleh Imam Suyuti yang mengatakan bahwa matahari dan bulan tidak semestinya di dalam neraka menjalani siksa.
“Karena sesungguhnya di dalam neraka juga ada malaikat, batu dan lain-lainnya yang berfungsi untuk menyiksa penghuni neraka dan sebagai alat-alat penyiksaan. Dan atas kehendak Allah, meskipun ada di neraka, mereka tidak merasa tersiksa. ("La'ali' Al-Masnu'ah" Karya imam As-Suyuti (1/76))
Ini berarti, matahari dan bulan menjadi alat untuk menyiksa manusia yang tidak baik saat menjalani kehidupan di dunia. Seperti halnya dengan malaikat-malaikat ganas di neraka, hewan-hewan ganas dan juga benda-benda yang mengerikan seperti cambuk, rantai, api yang super panas, batu, dan lain-lain yang tugasnya untuk menyiksa manusia.
Matahari dan bulan akan dimasukkan ke dalam neraka saat semua penghuni neraka sudah masuk. Hal ini tentu akan semakin menyiksa golonga jin dan manusia yang ingkar kepada Allah SWT. Dari sinilah kita semakin tau betapa besarnya ukuran Neraka, dan betapa ngerinya siksaan yang ada didalamnya
Dimasukkannya matahari dan bulan ke neraka adalah untuk memberikan penyesalan kepada mereka yang pernah menyembahnya. Imam Al-Qurthubi menjelaskan, keduanya dikumpulkan dalam neraka bukan karena zab bagi mereka berdua, pasalnya keduanya tidak bernyawa. Keduanya diperlakukan demikian untuk membuat orang kafir semakin bungkam dan menyesal.
Hal ini juga sesuai dengan ayat AlQuran Surat Al Qiyamah:7-9, dimana ayat tersebut menyebutkan tentang keadaan pada hari kiamat yang artinya “Apabila mata telah terbelalak, dan bulan telah padam, Lalu matahari dan bulan dikumpulkan”. (Al Qiyamah:7-9).
Sebelum akhirnya dimasukkan ke neraka Allah akan memunculkan matahari saat di padang Mahsyar dan akan didekatkan ke tempat padang mahsyar dengan sedekat-dekatnya, dengan pancaran sinar yang begitu panas, hal ini fungsinya untuk membuktikan seberapa banyak amal-amal manusia.
Sehingga semua manusia saat itu pada tenggelam karena keringatnya sendiri "tentunya sesuai tingkatan amal yang mereka kerjakan saat di dunia", berapa lamanya saat di padang mahsyar ini hanyalah Allah yang mengetahuinya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Artinya:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil.
Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata??” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia akan tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya) (HR Muslim)
Wallahu a'lam bishawab. Hanya Allah SWT maha mengetahui pengetahuan di seluruh semesta alam. Dunia hanya ujian bagi manusia dan segala diperbuat di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Semoga amal ibadah kita membuat kita tidak melihat matahari dan bulan di neraka kelak.
Mengapa demikian? Padahal matahari dan bulan memiliki fungsi yang begitu besar saat ini. Allah SWT menciptakan matahari dan bulan untuk menerangi dunia, serta untuk mengetahui bilangan tahun dan perhitungan waktu. Lantas kenapa keduanya justru dimasukan ke dalam neraka. Apakah keduanya juga akan mendapat siksaan layaknya penghuni neraka?
Imam Abu Bakar Al-Isma’ili berpendapat jika keduanya dimasukkan ke dalam neraka sebagai bahan bakar api neraka. Namun hal ini dibantah oleh Imam Suyuti yang mengatakan bahwa matahari dan bulan tidak semestinya di dalam neraka menjalani siksa.
“Karena sesungguhnya di dalam neraka juga ada malaikat, batu dan lain-lainnya yang berfungsi untuk menyiksa penghuni neraka dan sebagai alat-alat penyiksaan. Dan atas kehendak Allah, meskipun ada di neraka, mereka tidak merasa tersiksa. ("La'ali' Al-Masnu'ah" Karya imam As-Suyuti (1/76))
Ini berarti, matahari dan bulan menjadi alat untuk menyiksa manusia yang tidak baik saat menjalani kehidupan di dunia. Seperti halnya dengan malaikat-malaikat ganas di neraka, hewan-hewan ganas dan juga benda-benda yang mengerikan seperti cambuk, rantai, api yang super panas, batu, dan lain-lain yang tugasnya untuk menyiksa manusia.
Matahari dan bulan akan dimasukkan ke dalam neraka saat semua penghuni neraka sudah masuk. Hal ini tentu akan semakin menyiksa golonga jin dan manusia yang ingkar kepada Allah SWT. Dari sinilah kita semakin tau betapa besarnya ukuran Neraka, dan betapa ngerinya siksaan yang ada didalamnya
Dimasukkannya matahari dan bulan ke neraka adalah untuk memberikan penyesalan kepada mereka yang pernah menyembahnya. Imam Al-Qurthubi menjelaskan, keduanya dikumpulkan dalam neraka bukan karena zab bagi mereka berdua, pasalnya keduanya tidak bernyawa. Keduanya diperlakukan demikian untuk membuat orang kafir semakin bungkam dan menyesal.
Hal ini juga sesuai dengan ayat AlQuran Surat Al Qiyamah:7-9, dimana ayat tersebut menyebutkan tentang keadaan pada hari kiamat yang artinya “Apabila mata telah terbelalak, dan bulan telah padam, Lalu matahari dan bulan dikumpulkan”. (Al Qiyamah:7-9).
Sebelum akhirnya dimasukkan ke neraka Allah akan memunculkan matahari saat di padang Mahsyar dan akan didekatkan ke tempat padang mahsyar dengan sedekat-dekatnya, dengan pancaran sinar yang begitu panas, hal ini fungsinya untuk membuktikan seberapa banyak amal-amal manusia.
Sehingga semua manusia saat itu pada tenggelam karena keringatnya sendiri "tentunya sesuai tingkatan amal yang mereka kerjakan saat di dunia", berapa lamanya saat di padang mahsyar ini hanyalah Allah yang mengetahuinya.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: Artinya:
“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil.
Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata??” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia akan tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya) (HR Muslim)
Wallahu a'lam bishawab. Hanya Allah SWT maha mengetahui pengetahuan di seluruh semesta alam. Dunia hanya ujian bagi manusia dan segala diperbuat di dunia akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Semoga amal ibadah kita membuat kita tidak melihat matahari dan bulan di neraka kelak.