Sunday, June 28, 2015

Amalan Bid’ah pada Bulan Ramadhan

Bid’ah merupakan amalan baru yang dibuat oleh manusia padahal tidak pernah diajarkan sebelumnya oleh Nabi Muhammad SAW. Perasaan tidak cukup terhadap apa yang sudah dicontohkan Rasulullah ini, membuat umat muslim membuat cara-cara baru dalam beribadah.

Termasuk amalan-amalan bid’ah ketika memasuki bulan Ramadhan. Beberapa amalan berikut ini berkembang turun temurun serta melalaikan manusia dari ibadah yang disyariatkan. Padahal Allah SWT berfirman bahwa Dia sudah menyempurnakan agama ini, sehingga tidak perlu ditambah-tambah lagi. 

1. Berzikir Dengan Keras Setelah Salam Shalat Tarawih
Bid’ah pertama adalah bersuara keras ketika berdzikir usai melaksanakan Shalat Trawih. Biasanya dzikir dipimpin oleh satu orang dengan suara keras atau menggunakan mikrofon, lalu kemudian diikuti oleh orang lainnya. Demikian juga perkataan “assholaatu yarhakumullah” oleh muadzin ketika akan melaksanakan shalat tarawih juga termasuk kategori bid’ah. Amalan ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad dan sahabat semasa hidupnya.

2. Membangunkan Orang-Orang untuk Sahur
Ternyata membangunkan orang-orang untuk sahur merupakan amalan yang tidak pernah dilakukan Rasulullah SAW.Terlebih dengan tata cara membangunkan di setiap daerah yang berbeda-beda mengindikasikan bahwa amalan ini tidak disyariatkan. Jika seandainya masalah ini disyariatkan oleh Rasulullah, tentunya tidak akan ada orang-orang yang berselisih karena membangunkan orang sahur. Namun seperti diketahui, permasalahan muncul ketika ada cara-cara yang dinilai mengganggu untuk membangunkan orang sahur.

3. Melafazkan Niat
Banyak daerah di Indonesia yang melafazdkan niat sahur saat setelah melakukan shalat tarawih dan witir di masjid atau mushalah. Imam masjid biasanya akan mengomandoi untuk bersama-sama membaca niat untuk melakukan puasa besok harinya. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Ia hanya  memerintahkan umat Islam berniat dalam hati untuk melaksanakan puasa besok hari tanpa harus dilafadzkan.

4. Imsak
Ternyata tradisi mengumumkan imsak juga menjadi tren yang dilakukan kaum muslimin ketika ramadhan. Ini bertujuan agar orang tidak lagi makan dan minum karena waktu sudah menjelang fajar. Sahabat Anas meriwayatkan dari Zaid bin Sabit radhiyallahu ‘anhuma, “Kami makan sahur bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau shalat. Maka kata Anas, “Berapa lama jarak antara azan dan sahur?”, Zaid menjawab, “Kira-kira 50 ayat membaca ayat al-Qur’an.” (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Takbiran
Takbiran merupakan amalan yang diciptakan manusia. Pada era kini, tradisi menyambut Idul fitri ini dilakukan dengan konvoi keliling kampung atau keliling kota. Padahal Rasulullah tidak pernah menyuruh umatnya untuk melakukan takbiran dengan cara tersebut atau dengan mengeraskan membaca takbir dan memukul bedug pada malam ied. Yang dianjurkan hanyalah membaca takbir saat   keluar rumah ketika akan melaksanakan shalat ied.

6. Padusan
Pedusan atau mandi besar saat memasuki bulan Ramadhan juga tidak disyariatkan dalam Islam. Nabi Muhammad hanya memerintahkan umatnya untuk  niat  berpuasa esok pada malam sebelum puasa.  Di berbagai daerah di Indonesia, ada beragam cara-cara menyambut Ramadhan. Namun hal tersebut justru bertentangan dengan sunnah Nabi.

7. Perayaan Nuzulul Qur’an
Tanggal 17 Ramadhan merupaka tanggal diturunkannya Al-Qur’an. Biasanya masjid-masjid akan membuat perayaan untuk mengenang saat-saat diturunkannya Al-Quran. Namun hal ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW maupun sepeninggal beliau.

8. Berziarah Kubur Karena Ramadhan
Memasuki bulan Ramadhan, tukang bunga biasanya akan kebanjiran order karena banyaknya permintaan untuk berziarah. Tradisi ini memang selalu dilakukan oleh kaum muslimin menjelang Ramadhan. Hal ini sebenarnya tidak dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ziarah kubur dianjurkan agar kita teringat dengan kematian dan akhirat, akan tetapi mengkhususkannya karena even tertentu, seperti menyambut Ramadhan.

Seyogyanya kita bisa menghindari adat kebiasaan yang selama ini sudah turun temurun namun tidak pernah dianjurkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.Semoga kita termasuk hamba-hamba yang merasa cukup dengan sesuatu yang telah dicontohkan.  Semoga informasi ini bermanfaat untuk pembaca setia dan terimakasih sudah membaca.

Advertiser