Monday, July 13, 2015

Sengatan Lebah Mampu Sembuhkan HIV/AIDS

Penderita penyakit mematikan HIV/AIDS sepertinya bisa bernafas lega. Penyakit yang disebut –sebut belum ditemukan obatnya ini sekarang bisa disembuhkan dengan sengatan lebah. Adalah tim peneliti dari  Washington University School of Medicine yang berhasil menemukan formula tersebut.

Studi ini dipublikasikan dalam jurnal yang berjudul Antiviral Therapy. Dalam penelitiannya, para ahli menemukan racun lebah bernama melittin yang menjadi bahan utama penghancur virus HIV. Sebuah terobosan yang berpotensi menjadi obat yang kebal terhadap resistensi HIV.

Para peneliti melekatkan melittin ke nanopartikel yang secara fisik lebih kecil dari HIV, dan lebih kecil dari sel-sel tubuh. Terlihat jika melittin lebah menyerang nano-partikel yang lebih kecil yang abnormal. Virus pun kemudian hancur karena belum memiliki pelindung dari melittin. Secara teori, jika nanopartikel disuntikkan ke dalam aliran darah pasien, maka mampu membersihkan darah HIV.

Sengat lebah menjadi cara untuk menyalurkan nano molekuler ke dalam darah penderita.  Kemudian bahan aktif ini memburu sel-sel yang telah terpapar virus HIV sekaligus membunuhnya tanpa memberikan kerusakan pada sel-sel yang sehat. Partikel juga bisa disuntikkan ke orang HIV-positif untuk menghilangkan virus dalam aliran darah.

"Harapan kami adalah bahwa di tempat-tempat HIV merajalela, orang bisa menggunakan ini sebagai tindakan pencegahan untuk menghentikan infeksi awal," Joshua Hood, salah satu penulis studi tersebut.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh para ahli dari Lembaga Penyakit Tropik/Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga Surabaya. Kepala ITD Unair Prof Dr Nasronudin mengatakan, lebah tidak hanya  menghambat replikasi, akan tetapi langsung membunuh virusnya.

Nasronudin menegaskan, satu kali sengatan lebah akan mengeluarkan nano molekul yang langsung masuk ke aliran darah. Nantinya zat ini akan mencari dan menemukan sel yang terpapar virus mematikan tersebut. Sel HIV ini akan dikejar dan dibunuh namun tidak akan berpengaruh terhadap sel lainnya.

Proses penyembuhan berlangsung sederhana. Sebagai tahap awal, pasien penderita HIV/AIDS terlebih dahulu diukur tingkat kekebalan tubuhnya. Nantinya suhu tubuh ini akan menjadi bahan perbandingan ketika sudah tersengat lebah.  Jika tingkat kekebalannya sesuai, maka mulai bisa dilakukan terapi.

Terapi sengatan lebah ini dilakukan di bagian leher dengan periode waktu seminggu sekali selama tiga bulan. Setelah rentang waktu tersebut maka kembali dilakukan cek terhadap jumlah virus yang bersarang. Jika jumlahnya menurun, maka kekebalan tubuh mengalami kenaikan dan harapan hidup menjadi lebih panjang. Terapi lebah diharapan menjadi harapan bagi penderita HIV/AIDS.  Sehingga bisa menekan angka kematian karena penyakit menular melalui darah tersebut. ***

Advertiser